RILIS BERITA

Latar Belakang

Ketika sebuah intervensi, program, atau deteksi kesehatan tidak diharapkan menghasilkan outcome/hasil yang sama dan juga dengan besaran biaya yang berbeda, sehingga biaya dan konsekuensinya dari setiap pilihan tersebut perlu dinilai. Salah satu cara mengukurnya dengan analisis efektivitas biaya (CEA), di mana biaya dibandingkan dengan hasil yang diukur dalam unit alami – seperti, per kehidupan yang diselamatkan, per tahun kehidupan yang diperoleh, dan per hari tanpa nyeri atau gejala. CEA adalah cara untuk mengukur biaya dan hasil kesehatan dari satu atau lebih intervensi. Membandingkan intervensi satu dengan intervensi lain (atau status quo) dengan memperkirakan berapa biaya untuk mendapatkan unit hasil kesehatan, seperti tahun kehidupan yang diperoleh atau kematian yang dicegah. read more

Teknologi kesehatan diakui memang dapat meningkatkan status kesehatan, akses terhadap layanan, bahkan harapan hidup. Namun dari sisi yang lain, teknologi kesehatan membutuhkan biaya yang cukup tinggi sebagai harga yang harus dibayarkan oleh pengguna, dalam hal ini masyarakat, asuransi, maupun pemerintah. Ribuan teknologi kesehatan baru diproduksi di Amerika Serikat tiap tahunnya, dan sebagian besar berbiaya tinggi. Teknologi baru tersebut berupa alat yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pasien melalui life-saving therapy, alat-alat intensive care, pereda nyeri, dan perbaikan kecacatan ( adalah semua jenis intervensi yang digunakan dalam bidang kedokteran/kesehatan untuk tujuan promotif, preventif, skrining penegakan diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan perawatan jangka panjang. Berdasarkan definisi tersebut, lingkup teknologi kesehatan sangatlah luas tidak hanya terbatas pada alat kesehatan ataupun obat saja (Kemenkes, 2017). read more

Dari tahun ke tahun biaya pelayanan kesehatan semakin meningkat, data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan kenaikan dari 425,2 triliun rupiah di tahun 2017 naik menjadi 459,4 triliun rupiah di tahun 2018. Selain itu inflasi kesehatan juga tergolong tinggi, pada tahun 2019 sebesar 3,46%. Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak 2016. Inflasi kesehatan lebih tinggi daripada angka inflasi ekonomi pada umumnya. Agar keberlangsungan pelayanan kesehatan tetap terjamin tentunya membutuhkan strategi tepat untuk melakukan kendali biaya dan kendali mutu. Di sisi lain kemajuan teknologi sangat pesat untuk menjawab tantangan berbagai problem Kesehatan. Hal ini turut berperan dalam peningkatan biaya Kesehatan. Meningkatnya biaya kesehatan menuntut fasilitas kesehatan untuk melakukan efisiensi namun tetap memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi. Terlebih di era Jaminan Kesehatan Nasional ini, dimana fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dibayar dengan metode pembayaran prospective. Dengan metode pembayaran tersebut menuntut rumah sakit atau FKTP untuk melakukan efisiensi jika ingin mendapatkan insentif lebih. read more