Gedung Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Lantai 2 FKKMK UGM
Jalan Medika, Yogyakarta – 55281
Jalan Medika, Yogyakarta – 55281
pusatkpmak@ugm.ac.id
+62 274 631022
+62 274 631022
SOSIAL MEDIA
Pages
- AGENDA
- ARTIKEL
- Beranda
- BERITA TERKINI
- BUKU
- CFHC
- CME/SEMINAR/SYMPOSIUM
- DEPARTMENT PROFILE
- EDUCATION
- FACULTY MANAGEMENT
- GALERI
- GENOSE CENTER
- HALUAN PROGRAM
- HISTORY OF ESTABLISHMENT
- HOME
- Home
- HOME NEW
- HUBUNGI KAMI
- INCOMING ELECTIVE PROGRAM
- INCOMING ELECTIVE PROGRAM
- INTERCALATED MASTER PROGRAM
- INTERNATIONAL UNDERGRADUATE PROGRAM IN SCHOOL OF MEDICINE
- INTERNATIONALIZATION
- INTERNATIONALIZATION-EN
- KEGIATAN
- KEGIATAN
- KONSULTASI
- KONSULTASI
- LAPORAN TAHUNAN
- LAPORAN TAHUNAN
- LAYANAN AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN
- LAYANAN PSIKOLOGI
- MEDIA EFKAGAMA
- OUTGOING EXCHANGE PROGRAM
- OUTGOING EXCHANGE PROGRAM
- OVERVIEW
- PELATIHAN DAN PENDIDIKAN
- PENELITIAN
- PENELITIAN
- PENELITIAN MAHASISWA
- Peta Kampus
- POLICY BRIEF
- POLICY BRIEF
- PROCEEDING
- PROFIL SDM
- PROFIL SINGKAT
- REPORTASE KEGIATAN
- SEKILAS PANDANG
- SEMINAR, PELATIHAN, & WORKSHOP
- SUMMER/WINTER COURSE
- TENTANG KAMI
- UNDERGRADUATE PROGRAM
- VIDEO TESTIMONIAL INCOMING ELECTIVE
- VISI & MISI
- VISION AND MISSION
- VISITING PROFESSOR / STAFF
Study Visit Program on Thai Diagnosis Related Group -based Global Budget Provider Payment System in Thailand
Pusat KP-MAK FK-KMK UGM dengan dukungan Program Nuffic melakukan kunjungan ke Thai Casemix Centre di Bangkok Thailand selama tiga hari (01 – 03 April 2019). Kunjungan ini bertujuan untuk:
Selama tiga hari kunjungan, 2 hari pertama membahas aspek teknis penyusunan DRG dengan partner Thailand CaseMix Centre (TCMC) yang dipimpin oleh Dr. Supasit Pannarunothai, Dr. Orathai Khiarocharoen dan Dr. Chairoj Zungzontiporn dari Central office for Healthcare Information (CHI). Hari ke-3 diisi dengan kunjungan ke RS di salah satu distrik dekat ibukota Bangkok, yaitu Bang Yai Community Hospital. Kunjungan diakhiri dengan visitasi ke National Health Security Office (NHSO), badan penyelenggara jaminan kesehatan untuk skema Universal Coverage (bagi masyarakat yang tidak terjamin di dua skema lain – termasuk kelompok sektor informal) dengan cakupan perlindungan lebih dari 75% penduduk Thailand. Perwakilan dari NHSO, Dr. Wilailuk dan dr. Kriddhiya Sriprasert (Senior Director of Fund Management Cluster) memaparkan tentang alokasi pembiayaan, mekanisme reimbursement dan sistem audit dalam skema Universal Coverage (UC)
Sejarah Perkembangan DRG di Thailand
Thailand pertama kali memulai mengembangkan DRG pada tahun 1993, dimana DRG digunakan untuk layanan gawat darurat dengan setting Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pengembangan Thai DRG berlanjut pada tahun 1995, Thailand meluncurkan DRG khusus untuk layanan pada skema asuransi yang melayani kelompok low income. Kedua DRG ini belum menyeluruh, masih terkotak-kotak untuk layanan tertentu/kelompok tertentu. Baru di tahun 1998 Thailand meluncurkan ThaiDRG versi 1 dan terus berkembang hingga di tahun 2018 yaitu versi 6 siap untuk diimplementasikan pada RS yang bekerja sama dengan skema asuransi di Thailand.
TCMC dipimpin oleh Dr. Supasit yang merupakan institusi independen diluar struktur Kementerian Kesehatan Masyarakat (Ministry of Public Health – MOPH) ataupun badan penjamin asuransi kesehatan yang ada di Thailand. Namun demikian, kemitraan antar institusi ini berlangsung erat. TCMC memiliki fungsi utama untuk melakukan analisa DRG, implementasinya di RS, mengembangkan ataupun mengurangi DRG jika diperlukan, hingga penyempurnaan DRG melalui perhitungan dan kalibrasi ulang setiap 5 tahun. Orientasi pengembangan DRG di Thailand adalah tingginya tingkat praktikalitas, hal ini untuk memudahkan proses perhitungan dan kalibrasi ulang oleh peneliti DRG yang berkolaborasi. Kemitraan TCMC dengan berbagai stakeholder memungkinkan untuk berbagi data klaim RS dengan badan penjamin. Kolaborasi antar-institusi ini sangat krusial agar pengembangan ThaiDRG dapat terus dilakukan secara terus menerus.
Dr. Supasit menyampaikan faktor kesuksesan Thai DRG terdapat pada beberapa hal penting. Pertama, sistem informasi dan teknologi. Sistem IT yang dapat diandalkan dan terhubung merupakan kunci yang memungkinkan pengembangan dan evaluasi ThaiDRG secara cepat dan tepat. Hal ini juga berkontribusi terhadap penghematan biaya cetak dan transport materi data klaim. Kedua, dana hibah terus menerus untuk pengembangan. Dana ini mayoritas bersumber pada sumber dana domestik yang dialokasikan secara strategis untuk pengembangan ThaiDRG. Dana ini memungkinkan untuk melakukan pengembangan kapasitas peneliti/ahli DRG ataupun mendapatkan input berharga dari ahli. Ketiga, proses pengembangan berlangsung terbuka dan transparan. Metode perhitungan dapat dilihat dan dipertanggungjawabkan, selain itu panduan kode juga ditulis secara terinci untuk memudahkan RS dalam melaporkan data klaim. Keterbukaan ini juga mendorong partisipasi dari semua pihak terkait, badan penjamin, RS, kolegium spesialis, maupun kementerian terkait.
Aspek Teknis Thai DRG
ThaiDRG mengadopsi DRG dari Amerika Serikat dan melakukan penyesuaian dalam hal klasifikasi tingkat keparahan suatu penyakit yang lebih detail. Hal ini dilakukan untuk menangkap variasi karakteristik individu pasien yang lebih beragam, dan memberikan bobot yang lebih pas untuk besaran biaya reimbursement RS.
Secara umum, sistem ThaiDRG dan Indonesia tidak banyak perbedaan. Konsep utama perhitungan tariff DRG adalah base rate dikalikan dengan Relative Weight (RW). Dimana base rate adalah tariff dasar suatu DRG yang dikalikan dengan RW, indikator yang menangkap beban biaya suatu DRG spesifik di RS relatif terhadap beban biaya keseluruhan kasus yang dikeluarkan RS. Setiap kode DRG memiliki RW masing-masing.
RW yang didapat secara kasar ini akan dilakukan penyesuaian (adjustment) berdasarkan kriteria seperti Length of Stay (LOS), dengan menghadapkan pada rata-rata LOS suatu DRG spesifik relative terhadap LOS semua kasus. Adjusted RW ini yang digunakan sebagai pengali (multiplier) dengan base rate untuk mendapatkan besaran yang akan dibayarkan kepada RS. Teknik statistik visual seperti boxplot, histogram dan scatter plot digunakan untuk melihat distribusi LOS dan mengidentifikasi kasus-kasus outlier.
Classification
klasifikasi, memutuskan apakah memerlukan DRG baru atau tidak digunakan teknik statistik sederhana dalam bentuk Coefficient of Variation (CV) serta Reduction in Variance (RIV). Kasus ini misalnya diperlukan ketika ada perbedaan signifikan pada tindakan prosedural tunggal pada area tubuh tertentu dengan misalnya tindakan procedural sama yang berulang pada lebih dari 1 area tubuh. Maka diperlukan pembentukan DRG baru untuk mengakomodasi perbedaan ini.
Calibration
Calibration pada Thai DRG menggunakan pendekatan Geometric mean dan R-square for fitting model
Payment
Payment dapat dilakukan dengan pendekatan differential rate dan trim point for payment
Lesson Learned dari Pengalaman ThaiDRG
Kuliah Tamu: Digitalisasi, otomatisasi, dan kecerdasan buatan di sektor asuransi kesehatan Jerman
Pusat KP-MAK FK-KMK UGM bekerjasama dengan Nuffic telah menyelenggarakan “Kuliah Tamu tentang Digitalisasi, otomatisasi, dan kecerdasan buatan di sektor asuransi kesehatan Jerman”.
Oleh Dr. Jens Geissler
Dr. Jens adalah dosen Health and Social Sector Management di FOM University di Hamburg, Jerman. Beliau merupakan pakar asuransi sosial yang berasal dari Jerman, dan sangat berpengalaman di dalam berbagai proyek teknologi informasi untuk asuransi kesehatan.
Pada kuliah tamu yang dilaksanakan pada 20 Februari 2019, Dr. Geissler menyampaikan topik dengan judul Digitalization, Automation, and Artificial Intelligence. Guna memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang berkualitas, sangat diperlukan dukungan sistem teknologi informasi yang baik, terutama di era jaminan kesehatan nasional ini. Salah satu manfaat teknologi informasi dalam dunia asuransi yaitu mempermudah proses administrasi klaim baik dari sisi pemberi pelayanan kesehatan maupun dari sisi insurer. Selain terdapat manfaat, ada pula kelemahan dari teknologi informasi dalam sistem kesehatan ini. Salah satu kelemahan sistem informasi untuk sistem kesehatan terutama rekam medis yaitu penyimpanan data kesehatan yang cukup lama (seumur hidup seseorang).
Lebih lengkapnya kelebihan dan kekurangan teknologi informasi di bidang kesehatan dapat disimak dalam kuliah Dr. Geissler berikut: download materi kuliah tamu Dr. Jens Geissler
(Putri)
Workshop Kebijakan Jaminan Kesehatan DIY
Pada Rabu, 20 Februari 2019 telah terselenggara Workshop Kebijakan Jaminan Kesehatan DIY oleh Bapel Jamkesos Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Acara ini dihadiri oleh berbagai instansi pemerintah daerah dan akademisi, seperti Dinas Kesehatan DIY, Jamkesda Kulon Progo, Bantul, Dinas sosial Bantul, Dinas Sosial Kulon Progo, akademisi UII, Pusat KP-MAK FK-KMK UGM, RSUD Kota Yogyakarta, RS Happy land dan lain sebagainya.
Bapel Jamkesos DIY rencananya akan menyelenggarakan sebanyak 8 workshop untuk kebijakan jaminan kesehatan ini.
Workshop pertama yang telah diselenggarakan di Tara Hotel Yogyakarta, hari ini (Rabu, 20 Februari 2019) dihadiri oleh narasumber: 1) Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M,Sc.,Ph.D., 2) Dra. Puji Astuti, M.Si. (kepala Biro Bina Mental Spiritual Sekretariat Daerah DIY); dan Kepala Bapel Jamkesos DIY.
Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M,Sc.,Ph.D menyampaikan mengenai peran daerah dalam pencapaian tujuan sistem jaminan sosial nasional, salah satunya beliau menyampaikan mengenai kontribusi dan peran daerah dalam sistem JKN antara lain:
Kepala Biro Bina Mental Spiritual Sekretariat Daerah DIY menyampaikan mengenai Roadmap Jamkes DIY (2010-2030) yang salah satunya mengenai verifikasi validasi kepesertaan PBI dan Edukasi peserta mandiri; kontribusi PBI-KIS APBD Kabupaten/Kota; Pendampingan jaminan penyangga Pemda DIY; Integrasi pelayanan Jamkes Komplemen (Preventif-Rehabilitatif); pendampingan pengendalian kualitas pelayanan.
Dimana integrasi sistem jaminan daerah istimewa Yogyakarta meliputi melindungi kelompok miskin dan marginal yang belum dapat mengakses JKN, melengkapi pelayanan jaminan menuju layanan paripurna, melaksanakan pengendalian mutu menyeluruh, mengembangkan edukasi jaminan mandiri secara harmonis.
Pada sesi diskusi berikut usulan, pendapat dan cerita yang dapat dirangkum:
———
Penulis: Vini