RILIS BERITA

Program studi magister ilmu kesehatan masyarakat bekerjasama dengan pusat KPMAK FKKMK UGM mengadakan Guest Lecture dengan tema Challenges and Solutions for Managing Health Insurance Processes pada hari Rabu, 31 Maret 2021, pukul 14.00 – 15.30 WIB.
A. Latar Belakang

Teknologi informasi seringkali dikaitkan dengan kebutuhan biaya tinggi untuk investasi awal serta kebutuhan biaya lain untuk keberlangsungan system. Di sisi lain berbagai perubahan terkait adopsi teknologi seperti kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia tentunya membutuhkan biaya untuk penyesuaian.

Pengalaman negara lain seperti Jerman bisa menjadi pembelajaran bagi kita, bagaimana proses adopsi teknologi informasi bisa memaknai keberlangsungan skema Jaminan Kesehatan Nasional. Peningkatan efisiensi dan ketepatan layanan adalah beberapa diantara banyaknya manfaat penggunaan teknologi informasi dalam proses bisnis perasuansian.

Berbagi pengalaman ini menjadi penting bagi sebuah skema Jaminan Kesehatan Nasional seperti di Indonesia sebagai masukan untuk melakukan akselerasi pencapaian Universal Health Coverage, serta perbaikan kinerja di semua lini. Seminar bertemakan meningkatnya kebutuhan teknoligi informasi di sektor Asuransi Kesehatan akan diselenggarakan oleh Pusat KPMAK bekerjasama dengan Departemen Kebijakan dan Manajemen Asuransi Kesehatan dengan narasumber akademisi dan sekaligus praktisi dari Jerman.

Tujuan

Mengetahui pengembangan pemanfaatan teknologi informasi di BPJS Kesehatan

Mengetahui penerapan teknologi informasi di sektor asuransi Kesehatan Sosial di Jerman

Memahami infrastruktur yang dibutuhkan untuk implemantasi IT di sektor Jaminan Kesehatan

peserta acara ini merupakan anggota BPJS Kesehatan, Manajemen rumah sakit, Praktisi/ pemberi pelayanan, anggota kesehatan (rumah sakit/klinik), Peneliti di bidang kesehatan dan Mahasiswa

narasumber menjelaskan Growing demand of IT in managing sustainability of JKN : Lesson learnt from German Social Health Insurance Scheme dan Pengembangan Teknologi Informasi dalam skema JKN.

untuk materi agenda ini bisa dilihat https://drive.google.com/drive/folders/1RlWTl7maZYUTZXgwpkYxw5sotY3rCfxC?usp=sharing

dan untuk video bisa diakses pada https://www.youtube.com/watch?v=KtwF0MGhwGM

FK-KMK UGM. Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, KESEHATAN Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM  menggandeng tim multi disiplin ilmu, yang tergabung dalam tim peneliti e-malaria UGM, mengembangkan pemanfaatan teknologi digital untuk proses Pemantapan Mutu Eksternal (PME) baik melalui pemeriksaan ulang maupun tes panel untuk menjamin kualitas diagnosis malaria.

PME merupakan salah satu metode akurat untuk mendiagnosis malaria melalui pemeriksan mikroskopis. Kompetensi mengenai PME perlu diperkaya oleh tenaga mikroskopis di seluruh daerah endemis malaria. Namun hingga saat ini seluruh daerah masih menghadapi tantangan besar dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia, waktu, biaya, serta wilayah geografis yang sulit dijangkau.

Peneliti Pusat Kedokteran Tropis FK-KMK UGM, dr. E. Elsa Herdiana Murhandarwati, M.Kes, Ph.D., dalam momen peringatan hari Malaria Sedunia, Minggu (25/4) mengungkapkan bahwa, solusi teknologi seperti e-PME, e-surveilans, e-konsultasi, maupun e-learning malaria  harus diberikan ruang dan didukung dengan tata kelola inovasi kesehatan digital yang kuat agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Oleh karenanya, tim peneliti e-malaria UGM bekerjasama dengan Kementrian Kesehatan, Asosiasi Healthtech Indonesia, Dinas Kesehatan Provisnsi DIY, dan UNICEF dengan pembiayan RISPRO Tata Kelola LPDP mengembangkan regulatory sandbox sebagai tata kelola inovasi teknologi  kesehatan.

Regulatory Sandbox merupakan sebuah mekanisme pengujian terbatas pada suatu inovasi berdasarkan regulasi yang ada,” terang salah satu tim peneliti, Anis Fuad, DEA. Sedangkan anggota tim peneliti lain, Dr. Rimawati, SH., M.Hum., menyatakan bahwa saat ini sedang dilakukan ujicoba regulatory sandbox untuk melihat sejauh mana pengaruh sistem tersebut dalam setiap kluster yang ada, agar bisa mencapai luaran yang diharapkan.

Malaria merupakan penyakit infeksi menular yang disebarkan melalui gigitan nyamuk dan hingga kini masih menjadi permasalahan besar Indonesia, terutama pada kawasan timur. Tercatat sebanyak 250.644 keseluruhan kasus malaria di Indonesia pada Tahun 2019. Wilayah Papua, Papua Barat, NTT, dan Kalimantan Timur paling banyak menyumbang kasus malaria. Diperlukan upaya serius untuk mengeliminasi malaria di negeri ini, langkah dalam melakukan diagnosis, manajemen kasus, serta surveilans merupakan aspek strategis yang memerlukan perhatian penuh.

Tim peneliti e-malaria UGM berharap bahwa Regulatory Sandbox mampu menciptakan ekosistem kolaborasi yang baik antara pemerintah, program rintisan/start up, serta masyarakat untuk mendukung program pemeirntah dalam mencapai eliminasi malaria 2030.  Bersama masyarakat menuju indionesia bebasa malaria. (Wiwin/IRO; Foto: dok. tim peneliti).

FK-KMK UGM. Center for Bioethics and Medical Humanities (CBMH) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengadakan forum diskusi (Raboan) yang berjudul “Persepsi Hidup dan Mati Orang Jawa” yang disampaikan oleh Drs. Anton Suparnjo atau lebih akrab dipanggil Mbah Manyo selaku Pemerhati dan Praktisi Budaya Jawa serta kegiatan dimoderatori oleh Galuh F. Putra, M.A dari CBMH UGM – UNESCO Chair. Kegiatan yang berlangsung selama dua jam ini diselenggarakan secara daring melalui kanal YouTube CBMH UGM, Rabu (21/4).

Orang jawa mengenal istilah jagat cilik (micro cosmos) dan jagat gedhe (macro cosmos). Jagat cilik berarti manusia perorangan, sedangkan jagat gedhe berarti alam semesta. Konsep orang jawa menganggap bahwa alam semesta dan manusia memiliki kerumitan yang sama. Namun semakin berkembangnya zaman, manusia dianggap lebih rumit dan komplek dari alam semesta karena keunikan tiap manusia. “Proses perkembangan manusia dari lahir sampai meninggal digambarkan dalam sebelas tembang macapat atau disebut juga sekar alit/tembang alit,” jelas Mbah Manyo.

Berikut makna dari sebelas tembang macapat yang disampaikan oleh Mbah Manyo antara lain: 1). Maskumambang; berarti “masku mambang” janin yang mengambang di air ketuban, buah cinta yang diharapkan sepasang pria dan wanita. 2). Mijil; berarti lahir atau keluar. 3). Dhandhanggula; berarti harapan yang manis. Adanya pengharapan besar dari kelahiran bayi. 4). Kinanthi; berarti digandeng. Untuk menjadi anak yang baik harus digandeng atau diajari dan dibimbing. 5). Sinom; berarti masa remaja, proses mencari identitas diri. 6). Asmaradana; berarti berarti masa puber, mulai tertarik dengan lawan jenis. 7). Gambuh; berarti gambaran setelah menikah akan ada proses sinkronisasi dalam berkeluarga yang tak akan pernah selesai. 8). Durma; berarti darma orang tua yang dikaruniai anak, durma menjadi titik balik orang Jawa. 9). Pangkur; berarti fase seseorang mulai mungkur/menjauhi kesenangan duniawi dan mulai mempersiapkan kehidupan di akhirat. 10). Megatruh; berarti “megat ruh” atau berpisahnya jiwa dan raga. 11). Pocung; berarti pucuk, telah sampai di akhir kehidupan dunia, kembali nglegena atau polos.

“Orang yang akan meninggal menurut primbon jawa, mulai dari satu tahun sebelumnya sudah bisa merasakan tanda-tandanya. Tanda itu bisa lewat melalui alam atau kejadian yang dialami,” pungkas Mbah Manyo. (Arif AR/Reporter)

Selengkapnya acara di https://youtu.be/Ml9G1BxTPL0