RILIS BERITA

Diah Ayu Puspandari, Ketua Pusat Kebijakan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (KPMAK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), berpartisipasi dalam The Union World Conference on Lung Health yang diselenggarakan di Bali pada bulan November 2024.

Dalam konferensi tersebut, Bu Diah mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul “Strengthening Active Case Finding in Indonesia: Investigating Non-Compliance Among Referred Contact Persons”. Penelitian ini mengungkapkan faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan kontak TB dalam menjalani tes di Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, motivasi individu, serta dukungan keluarga dan komunitas berperan penting dalam meningkatkan kepatuhan. Di sisi lain, tantangan ekonomi, stigma, dan kesenjangan sistem kesehatan menjadi hambatan.

Partisipasi Bu Diah dalam konferensi ini menunjukkan kontribusi aktif Pusat KPMAK FKKMK UGM dalam upaya mengendalikan TB di Indonesia dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya penemuan kasus aktif (ACF).

Read more

Pusat Kebijakan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (KPMAK), Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, khususnya Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan (Pusjak PDK) dalam pengembangan skema Stakeholder-Led Submission Health Technology Assessment (SLS HTA) yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem kesehatan nasional.

Pusat KPMAK berperan aktif dalam penyusunan panduan SLS HTA dan pelaksanaan piloting program. Skema SLS HTA memungkinkan stakeholder seperti akademisi, organisasi profesi, dan industri farmasi dan alat kesehatan untuk mengajukan teknologi kesehatan yang dinilai perlu diprioritaskan untuk dikaji dan diadopsi dalam sistem kesehatan nasional.

Melalui kolaborasi ini, Pusat KPMAK dan Kemenkes RI berkomitmen untuk mewujudkan sistem kesehatan yang lebih adil dan berkelanjutan. Partisipasi aktif dari berbagai stakeholder diharapkan dapat mempercepat akses masyarakat terhadap teknologi kesehatan yang aman, efektif, dan efisien.

Kementerian Kesehatan, bersama dengan akademisi, termasuk Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (KPMAK), tengah berkolaborasi dengan negara-negara di kawasan ASEAN untuk menyusun standardisasi pelaporan efektivitas klinis dalam Health Technology Assessment (HTA). Fokus utama dari kolaborasi ini adalah menilai efektivitas Pembrolizumab sebagai terapi untuk Non-Small-Cell Lung Cancer (NSCLC).

Program ini dirancang berlangsung selama satu tahun, mencakup serangkaian lokakarya berkala setiap dua bulan. Tahapan yang akan dilalui meliputi penyusunan kerangka PICO, pengembangan protokol, pencarian literatur (melalui adopsi dari umbrella review, de novo umbrella review, atau systematic review), hingga pelaporan hasil standardisasi efektivitas klinis.

Saat ini, tim tengah fokus pada pengembangan protokol, yang dijadwalkan akan difinalisasi pada awal tahun mendatang. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam penguatan metode penilaian teknologi kesehatan di kawasan ASEAN.